Senin, 17 Februari 2014

Makalah seminar bahasa indonesia


UPAYA KECIL UBAH INDONESIA
BELAJAR BAHASA INDONESIA MENYENANGKAN DENGAN  MENGGUNAKAN MEDIA[1]
Oleh: Raisya Andhira[2]

ABSTRAK
Penduduk Indonesia yang terdiri atas 216 juta jiwa yang diantaranya adalah anak-anak penerus bangsa.  Jika tidak diimbangi dengan pendidikan yang layak, dapat menyebabkan tingkat kecerdasan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan pendidikan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun masih jauh dari yang diharapkan. Terlebih lagi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering dianggap remeh oleh peserta didik. Hal itu terjadi karena peserta didik beranggapan belajar Bahasa Indonesia sama sekali tidak menarik. Salah satu cara untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap Bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan media. Media tersebut dapat membuat peserta didik menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia karena tidak membosankan sehingga peserta didik dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan menyenangkan.
Kata Kunci : Media dan Menyenangkan
I.          PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak peserta didik yang tidak menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia. Alasannya hampir sama, yaitu Bahasa Indonesia itu mudah dan membosankan. Peserta didik bosan dihadapkan dengan teks-teks yang dianggap membuat mengantuk dan tidak beranjak dari teks dan teks saja. Ketidaksukaan peserta didik ini terbukti jelas dengan hasil tes bahasa Indonesia yang seringkali menjadi hasil tes terendah dari semua mata pelajaran.
Oleh karena  itu, pembelajaran Bahasa Indonesia dibuat menjadi lebih menarik. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media. Media yang digunakan tergantung dari aspek pembelajaran yang akan pelajari.
Media/sarana pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media dapat membuat pembelajaran lebih menarik.


Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
c.    Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi, dapat diatasi sikap pasif anak didik.
Pemanfaatan media dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat membantu peserta didik dalam memahami dan menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru,  juga membantu guru dalam menjelaskan sesuatu bahan yang tidak mampu dijelaskannya. Dengan adanya media dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dapat mengembangkan keterampilan kebahasaan, berbahasa, dan kesastraan peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, makalah ini  mencoba mengemukakan  sumbangan pemikiran demi efektifnya  pengajaran Bahasa Indonesia. Titik berat pembahasan diarahkan  kepada media yang akan digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media apa yang cocok digunakan pada masing-masing aspek pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membuat peserta didik merasa bosan serta dapat meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Indonesia.

II.       PEMBAHASAN
1.    Pengertian Media Pembelajaran
Dewasa ini media memegang peranan penting di dalam membantu tercapainya proses belajar mengajar. Dunia sekarang boleh dikatakan adalah dunia yang hidup dengan media.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 1997:3), mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Oleh AECT, kata media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibacarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiat8), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut Briggs (dalam Soeharto, 1995:98), mengatakan bahwa media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi.
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1997:3).Menurut Anderson (dalam Soeharto, 1995:98), media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya sesorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Akan tetapi menurut Newby (dalam Salma, 2008:64), media pembelajaran adalah media yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk membelajarkan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk memperbelajarkan seseorang. Sejalan dengan itu menurut Arsyad (2008:4), Apabila suatu media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

2.    Jenis Media
a.    Audio
Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, kaset, slide-suara.
Menurut TKPK (dalam Gafur, 1980:115), Setiap media yang ada pada Audio memiliki kelebihan di samping itu juga memiliki keterbatasan masing-masingnya yaitu:
1)   Media radio
Kelebihan Media Radio
a)             Meningkatkan kemampuan murid untuk berkomunikasi secara lisan (misalnya listening comprehension, intonasi, pronounciation, dan sebagainya).
b)             Memberikan penerangan secara lain bagi bagian-bagian yang akan menjadi lebih hidup bila disampaikan secara auditif.
c)             Mengembangkan imaginasi murid.
d)             Sebagai sarana pemantapan dan pengayaan bahan pelajaran.
e)             Memberikan penguatan pada bagian yang penting.
f)              Sebagai salah satu cara untuk menyampaikan evalusi dan feedback kepada murid.
g)             Menyampaikan suara, bunyi yang asli yang tidak bisa diperoleh secara langsung dan segera, misalnya suara toke-toke, bunyi binatang, pesawat jet, dan lain-lain.
h)             Memiliki jangkauan yang luas dan dalam waktu yang relative singkat.
i)               Program radio dipersiapkan dengan baik oleh team ahli, dengan bahan-bahan yang relative lebih luas sehingga kualitas pelajaran dan isinya lebih bermutu.
j)               Sudah merupakan sebagian dari budaya masyarakat.
k)             Harga dan biaya pemeliharaan cukup murah.
l)               Program radio relative mudah di buat.
m)           Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara cepat dan akurat.
n)             Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.

Keterbatasan media radio
a)             Sarana komunikasi satu arah
b)             Sarana penyampai program yang hanya satu kali, tidak dapat di hentikan untuk diulang (di luar control pendengaran/audience).
c)             Terikat oleh alat pemancaran dan waktu.
d)             Terlalu peka terhadap gangguan sekitar
e)             Hanya dapat didengar saja/menjangkau indera yang terbatas.
f)              Terbatasnya bahan pelajaran yang dapat disampaikan dalam satu program karena terbatasnya intensitas daya dengan murid.

2)   Media kaset
Selain kelebihan-kelebihan yang sama dengan media radio, media kaset, memiliki kelebihan lain:
a)             Kaset mulai membudaya dalam masyarakat Indonesia.
b)             Program kaset dapat digunakan secara peseorangan maupun kelompok.
c)             Dapat diulang setiap waktu.
d)             Mudah diperbanyak.
e)             Mudah menggunakannya.

Keterbatasan media kaset.
a)             Media untuk didengar saja.
b)             Media satu arah.
c)             Tidak memiliki jangkauan yang luas.

3)   Media slide-suara
Kelebihan media slide-suara.
a)             Sebagai pengganti pengalaman langsung
b)             Untuk memperjelas dan mekengkapi informasi yang memerlukan banyak visualisasi.
c)             Untuk memberikan pematangan pada bagian-bagian di pandangan perlu.
d)             Membuat pelajaran lebih menarik dan menghindari kebosanan.
e)             Sebagai bagian pengeyaan.
f)               Dapat menampilkan di layar sesuatu yang tak mungkin disaksikan dengan mata biasa.
g)             Dapat dilihat dan didengar (menjangkau lebih dari satu indera).



Keterbatasan media slide-suara.
a)             Pembuatannya relatif sulit  daripada radio dan kaset.
b)             Penggunaannya lebih sulit daripada radio dan kaset.
c)             Visualisasinya tidak bisa menggambarkan gerakan.
d)             Pemeliharaan dan penyimpangannya relatif sukar.
e)             Daya jangkau terbatas.
f)              Memelukan fasilitas dan perlengkapan yang khusus (ruang gelap, layar, tenaga listrik).
b.    Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat mempelancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 1997:91).
Lezie dan Lentz (dalam Arsyad, 1997:16), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensantoris. Fungsi atensi media visual merupakan into, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengorganisasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
c.    Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara disebut audio-visual (Arsyad, 1997:94). Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukkan  sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa.
Menurut Arsyad (1997:94) ada beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi sebagai berikut.
1)   Tulis singkat, padat, dan sederhana.
2)   Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
3)   Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirka frase yang dapat melengkapi visual atau tuntun siswa kepada hal-hal yang penting.
4)   Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan.
5)   Tulislah dalam kalimat aktif.
6)   Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.
7)   Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
8)   Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.

Storyboard dikembangkan dengan memerhatikan beberapa petunjuk di bawah ini.
1)   Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi pelajaran, dan mulai membuat sketsanya.
2)   Pikirkan bagian yang akan diperankan audio dalam paket program. Audio bisa dalam bentuk: diam, sound effect khusus, suara latar belakang, musik, dan narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket program itu.
3)   Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard.
4)   Reviu storyboard sambil mengecek hal-hal berikut.
(a)           semua audio dan grafik cocok dengan teks
(b)          pengantar dan pendahuluan menampilkan penarik perhatian
(c)           informasi penting telah dicakup
(d)          urutan interktif telah digabungkan
(e)           strategi dan taktik belajar telah digabungkan
(f)           narasi singkat padat
(g)           program mendukung latihan-latihan
(h)          alur dan organisasi program mudah diikuti dan dimengerti
5)   Kumpul dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat bagus.
6)   Kumpulkan anggota tim produksi untuk meriviu dan mengkritik storyboard.
7)   Catat semua komentar, kritik, dan saran-saran.
8)   Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.

Dale (dalam Arsyad, 1997:23), mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan matri pelajaran dengan bantuan media apa saja.

3.    Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media (Arsyad,1997:75).
a.    Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
b.    Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda untuk memahaminya, oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
c.    Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dan, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
d.    Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e.    Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis keompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
f.     Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misanya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
Kriteria pemilihan media pembelajaran (Syaodih, 1992:84)
1)      Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran. Sebagaiman diketahui bahwa tujuan pengajaran mencakup daerah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan sejauh mana media tersebut mampu mengembangkan kemampuan atau prilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai.
2)      Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan masing-masing. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jemis media yang digunakan .
3)      Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media. Betapapun tingginya nilai kegunaan suatu media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang optimum, jika guru kurang/belum mampu menanganinya dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan pembuatan dan penggunaan media sering menjadi faktor penentu bagi guru dalam memilih media.
4)      Keluwesan atau fleksibelitas dalam penggunaannya. Dalam memilih media harus dipertimbangkan pula faktor keluwesan/fleksibelitas, dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
5)      Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu yang tersedia, apalagi kalau kurikulumnya terlalu sarat isinya. Salah satu faktor yang perlu pula dipertimbangkan dalam memlilih media ialah seberapa jauh penggunaan media tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang bersagkutan
6)      Ketersediaannya. Seringkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah menyediakannya.
7)      Biaya . Guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murab atau ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi jarang digunaskan.
Berikut ini  beberapa penggunaan media berdasarkan empat aspek keterampilan berbahasa:
1.    Aspek Menyimak
Dalam pembelajaran menyimak, Guru memperdengarkan sebuah wawancara, kemudian siswa diminta untuk menyimak. Guru dapat menggunakan media kaset, radio, atau slide-suara dalam pembelajaran ini.
2.    Aspek Berbicara
Dalam pembelajaran berbicara, Guru menyiapkan power point yang berisi beberapa gambar  yang terdapat kata-kata ungkapan yang berhubungan dengan gambar yang ditayangkan melalui infokus atau dibagikan kepada siswa. Kemudian siswa disuruh bercerita dengan menggunakan kata ungkapan yang diperoleh dari gambar tersebut. Siswa juga dapat menceritakan isi gambar tersebut di depan kelas secara sistematis sehingga menjadi satu cerita yang utuh. Guru juga dapat menggunakan media lainnya yang dianggap relevan.
3.    Aspek Membaca
Dalam pembelajaran membaca,  guru dapat menyiapkan wacana baik cerpen maupun novel yang dipotong menjadi penggalan-penggalan, yang kemudian paragrafnya diacak ditayangkan melalui infokus atau dibagikan kepada siswa. Setelah itu siswa disuruh menyusun kembali menjadi wacana utuh yang kemudian siswa membaca wacana tersebut sesuai dengan butir pembelajaran yang diajarkan. Guru juga dapat menggunakan berita pada surat kabar.
4.    Aspek Menulis
Pada aspek menulis, misalnya menulis teks berita, guru dapat menayangkan contoh-contoh teks berita. Pada saat latihan,  guru menayangkan contoh-contoh liputan peristiwa dan kegiatan. Siswa akan lebih tertarik melihat tayangan gambar daripada yang hanya mengandalkan penjelasan-penjelasan guru tentang sebuah peristiwa dan kegiatan. Dari contoh-contoh gambar yang ditayangkan siswa dapat mengembangkan teks berita sesuai gambar. Mereka dapat menyusun teks berita dengan lebih jelas dan rinci yang mengacu pada 5 W + 1 H. Guru juga bisa menggunakan film pada aspek ini.


III.          PENUTUP
Media/Sarana merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu pemanfaatan media sangatlah efektif dan relevan digunakan di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia baik di tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Dengan menggunakan media, peserta didik menjadi lebih semangat untuk belajar bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan nilai peserta didik terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia serta mencintai bahasanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, diberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1.    Setiap lembaga pendidikan, baik dasar, menengah, maupun perguruan tinggi hendaknya menyiapkan dan melengkapi sarana dan prasarana dalam pembelajaran.
2.    Setiap guru harus meningkatkan kemampuan di bidang Teknologi informatika sehingga dapat merancang dan menggunakan media sebagai sarana pembelajaran yang efektif.
3.    Siswa atau peserta didik juga perlu ditingkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilannya di bidang Teknologi informatika sehingga dapat menggunakannya sebagai media dan sumber belajar yang tidak terbatas.
4.    Guru bahasa Indonesia harus menguasai Teknologi informatika sehingga dapat merancang dan memanfaatkan Teknologi informatika sebagai media pembelajaran yang efektif dan relevan dengan empat aspek keterampilan berbahasa.

KEPUSTAKAAN

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Gafur.1980. Desain Instruksional.Solo: Tiga Serangkai.
Ibrahim dan Syaodih. 1992. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Soeharto, Karti. 1995. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.

BIODATA
Penulis bernama Raisya Andhira. Lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 9 Agustus 1994. Penulis menamatkan pendidikan di tingkat Kanak-kanak pada tahun 2000 di TK Barunawati, Teluk Bayur. Tahun 2006, penulis selesai studinya di SMPN 24 PADANG. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 4 PADANG dan selesai pada tahun 2012. Kini penulis sedang melaksanakan studinya di Universitas Negeri Padang pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni.


[1] Makalah ini disajikan dalam Seminar Nasional Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra, pada tanggal 8 Desember 2013, di Teater Tertutup Fakultas bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (UNP).
[2] Penulis adalah Guru Besar Universitas Negeri Padang (UNP).

0 komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran
tapi jangan kejam kejam amat yak.huhu