UPAYA KECIL UBAH
INDONESIA
BELAJAR
BAHASA INDONESIA MENYENANGKAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA[1]
Oleh: Raisya Andhira[2]
ABSTRAK
Penduduk Indonesia
yang terdiri atas 216 juta jiwa yang diantaranya adalah anak-anak penerus
bangsa. Jika tidak diimbangi dengan
pendidikan yang layak, dapat menyebabkan tingkat kecerdasan nasional rendah.
Meskipun upaya peningkatan pendidikan di dalam negeri saat ini terus dilakukan,
namun masih jauh dari yang diharapkan. Terlebih lagi pada pembelajaran Bahasa
Indonesia yang sering dianggap remeh oleh peserta didik. Hal itu terjadi karena
peserta didik beranggapan belajar Bahasa Indonesia sama sekali tidak menarik. Salah
satu cara untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap Bahasa Indonesia
adalah dengan menggunakan media. Media tersebut dapat membuat peserta didik
menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia karena tidak membosankan sehingga
peserta didik dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan menyenangkan.
Kata Kunci : Media dan
Menyenangkan
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak peserta didik
yang tidak menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia. Alasannya hampir sama, yaitu
Bahasa Indonesia itu mudah dan membosankan. Peserta didik bosan dihadapkan
dengan teks-teks yang dianggap membuat mengantuk dan tidak beranjak dari teks
dan teks saja. Ketidaksukaan peserta didik ini terbukti jelas dengan hasil tes
bahasa Indonesia yang seringkali menjadi hasil tes terendah dari semua mata
pelajaran.
Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia dibuat
menjadi lebih menarik. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media.
Media yang digunakan tergantung dari aspek pembelajaran yang akan pelajari.
Media/sarana pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Media dapat membuat pembelajaran lebih
menarik.
Secara umum media pendidikan
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka)
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
c.
Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi, dapat diatasi sikap
pasif anak didik.
Pemanfaatan media dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia sangat membantu peserta didik dalam memahami dan menangkap materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru, juga membantu guru dalam menjelaskan sesuatu
bahan yang tidak mampu dijelaskannya. Dengan adanya media dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, dapat mengembangkan keterampilan kebahasaan, berbahasa, dan
kesastraan peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, makalah ini
mencoba mengemukakan sumbangan pemikiran demi efektifnya pengajaran
Bahasa Indonesia. Titik berat pembahasan diarahkan kepada media yang
akan digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media apa yang cocok
digunakan pada masing-masing aspek pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membuat peserta didik merasa bosan
serta dapat meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Indonesia.
II.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dewasa ini media memegang peranan penting di dalam membantu
tercapainya proses belajar mengajar. Dunia sekarang boleh dikatakan adalah
dunia yang hidup dengan media.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 1997:3),
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Oleh AECT, kata media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. National Education
Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibacarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiat8), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Briggs (dalam Soeharto, 1995:98), mengatakan bahwa media adalah alat
untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi.
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad,
1997:3).Menurut Anderson (dalam Soeharto, 1995:98), media pembelajaran adalah
media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya sesorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Akan tetapi menurut Newby (dalam
Salma, 2008:64), media pembelajaran adalah media yang dapat menyampaikan pesan
pembelajaran atau mengandung muatan untuk membelajarkan pesan pembelajaran atau
mengandung muatan untuk memperbelajarkan seseorang. Sejalan dengan itu menurut
Arsyad (2008:4), Apabila suatu media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
2.
Jenis Media
a.
Audio
Media audio adalah media yang hanya
dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio,
kaset, slide-suara.
Menurut TKPK (dalam Gafur, 1980:115),
Setiap media yang ada pada Audio memiliki kelebihan di samping itu juga
memiliki keterbatasan masing-masingnya yaitu:
1)
Media radio
Kelebihan Media Radio
a)
Meningkatkan kemampuan murid untuk
berkomunikasi secara lisan (misalnya listening comprehension, intonasi,
pronounciation, dan sebagainya).
b)
Memberikan penerangan secara lain
bagi bagian-bagian yang akan menjadi lebih hidup bila disampaikan secara
auditif.
c)
Mengembangkan imaginasi murid.
d)
Sebagai sarana pemantapan dan
pengayaan bahan pelajaran.
e)
Memberikan penguatan pada bagian
yang penting.
f)
Sebagai salah satu cara untuk
menyampaikan evalusi dan feedback kepada murid.
g)
Menyampaikan suara, bunyi yang asli
yang tidak bisa diperoleh secara langsung dan segera, misalnya suara toke-toke,
bunyi binatang, pesawat jet, dan lain-lain.
h)
Memiliki jangkauan yang luas dan
dalam waktu yang relative singkat.
i)
Program radio dipersiapkan dengan
baik oleh team ahli, dengan bahan-bahan yang relative lebih luas sehingga
kualitas pelajaran dan isinya lebih bermutu.
j)
Sudah merupakan sebagian dari
budaya masyarakat.
k)
Harga dan biaya pemeliharaan cukup
murah.
l)
Program radio relative mudah di
buat.
m)
Radio mampu menyampaikan
kebijaksanaan, informasi secara cepat dan akurat.
n)
Pesawat radio mudah dibawa
kemana-mana.
Keterbatasan media radio
a)
Sarana komunikasi satu arah
b)
Sarana penyampai program yang hanya
satu kali, tidak dapat di hentikan untuk diulang (di luar control
pendengaran/audience).
c)
Terikat oleh alat pemancaran dan
waktu.
d)
Terlalu peka terhadap gangguan
sekitar
e)
Hanya dapat didengar saja/menjangkau
indera yang terbatas.
f)
Terbatasnya bahan pelajaran yang
dapat disampaikan dalam satu program karena terbatasnya intensitas daya dengan
murid.
2)
Media kaset
Selain kelebihan-kelebihan yang sama dengan media radio, media
kaset, memiliki kelebihan lain:
a)
Kaset mulai membudaya dalam
masyarakat Indonesia.
b)
Program kaset dapat digunakan
secara peseorangan maupun kelompok.
c)
Dapat diulang setiap waktu.
d)
Mudah diperbanyak.
e)
Mudah menggunakannya.
Keterbatasan media kaset.
a)
Media untuk didengar saja.
b)
Media satu arah.
c)
Tidak memiliki jangkauan yang luas.
3)
Media slide-suara
Kelebihan media slide-suara.
a)
Sebagai pengganti pengalaman
langsung
b)
Untuk memperjelas dan mekengkapi
informasi yang memerlukan banyak visualisasi.
c)
Untuk memberikan pematangan pada
bagian-bagian di pandangan perlu.
d)
Membuat pelajaran lebih menarik dan
menghindari kebosanan.
e)
Sebagai bagian pengeyaan.
f)
Dapat menampilkan di layar sesuatu yang tak
mungkin disaksikan dengan mata biasa.
g)
Dapat dilihat dan didengar
(menjangkau lebih dari satu indera).
Keterbatasan media slide-suara.
a)
Pembuatannya relatif sulit daripada radio dan kaset.
b)
Penggunaannya lebih sulit daripada
radio dan kaset.
c)
Visualisasinya tidak bisa
menggambarkan gerakan.
d)
Pemeliharaan dan penyimpangannya
relatif sukar.
e)
Daya jangkau terbatas.
f)
Memelukan fasilitas dan
perlengkapan yang khusus (ruang gelap, layar, tenaga listrik).
b. Visual
Media berbasis visual (image
atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat mempelancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat
pula menumbuhkan minat siswa dan memberikan hubungan antara isi materi dengan
dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks
yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar
representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana
tampaknya sesuatu benda; (b) diagram
yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi;
(c) peta yang menunjukkan
hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart
(bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan
seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 1997:91).
Lezie dan Lentz (dalam Arsyad, 1997:16), mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi
afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensantoris. Fungsi atensi media visual merupakan into, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks bergambar. Gambar atau
lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah social atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengorganisasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
c. Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara disebut
audio-visual (Arsyad, 1997:94). Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan
dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan
persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan disaring dari isi pelajaran yang kemudian
disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini
merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video
menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus
mempertunjukkan sesuatu yang dapat
menarik perhatian semua siswa.
Menurut Arsyad (1997:94) ada beberapa petunjuk praktis untuk
menulis naskah narasi sebagai berikut.
1) Tulis singkat, padat, dan sederhana.
2)
Tulis
seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
3)
Tulisan
tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirka frase yang dapat melengkapi
visual atau tuntun siswa kepada hal-hal yang penting.
4)
Hindari
istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan.
5)
Tulislah
dalam kalimat aktif.
6)
Usahakan
setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan
waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.
7)
Setelah
menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
8)
Edit dan
revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.
Storyboard dikembangkan dengan memerhatikan beberapa petunjuk di bawah ini.
1)
Menetapkan
jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi pelajaran, dan mulai
membuat sketsanya.
2)
Pikirkan
bagian yang akan diperankan audio dalam paket program. Audio bisa dalam bentuk:
diam, sound effect khusus, suara
latar belakang, musik, dan narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket
program itu.
3)
Lihat
dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard.
4)
Reviu storyboard
sambil mengecek hal-hal berikut.
(a)
semua
audio dan grafik cocok dengan teks
(b)
pengantar
dan pendahuluan menampilkan penarik perhatian
(c)
informasi
penting telah dicakup
(d)
urutan
interktif telah digabungkan
(e)
strategi
dan taktik belajar telah digabungkan
(f)
narasi
singkat padat
(g)
program
mendukung latihan-latihan
(h)
alur dan
organisasi program mudah diikuti dan dimengerti
5)
Kumpul
dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat bagus.
6)
Kumpulkan
anggota tim produksi untuk meriviu dan mengkritik storyboard.
7)
Catat
semua komentar, kritik, dan saran-saran.
8)
Revisi
untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.
Dale (dalam Arsyad, 1997:23), mengemukakan bahwa bahan-bahan
audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting
dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk
menyajikan matri pelajaran dengan bantuan media apa saja.
3.
Kriteria
Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media (Arsyad,1997:75).
a.
Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu
atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan/dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan
yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan
akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau
hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan
pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
b.
Tepat
untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol
dan kode yang berbeda untuk memahaminya, oleh karena itu memerlukan proses dan
keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses
pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan
tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya, tepat untuk
mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan
waktu.
c.
Praktis,
luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dan, atau sumber daya lainnya
untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu
yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik.
Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah
diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya
dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di
sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
d.
Guru
terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media
itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e.
Pengelompokan
sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya
jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk
jenis keompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar
maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misanya, visual
pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
Kriteria pemilihan media pembelajaran (Syaodih,
1992:84)
1)
Jenis
kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran. Sebagaiman
diketahui bahwa tujuan pengajaran mencakup daerah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan sejauh
mana media tersebut mampu mengembangkan kemampuan atau prilaku yang terkandung
dalam rumusan tujuan yang akan dicapai.
2)
Kegunaan
dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai
kegunaan masing-masing. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
memilih jemis media yang digunakan .
3)
Kemampuan
guru menggunakan suatu jenis media. Betapapun tingginya nilai kegunaan suatu
media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang optimum, jika guru
kurang/belum mampu menanganinya dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan
pembuatan dan penggunaan media sering menjadi faktor penentu bagi guru dalam
memilih media.
4)
Keluwesan
atau fleksibelitas dalam penggunaannya. Dalam memilih media harus
dipertimbangkan pula faktor keluwesan/fleksibelitas, dalam arti seberapa jauh
media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai situasi dan mudah
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
5)
Kesesuaiannya
dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah satu hambatan yang
sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu yang tersedia, apalagi
kalau kurikulumnya terlalu sarat isinya. Salah satu faktor yang perlu pula
dipertimbangkan dalam memlilih media ialah seberapa jauh penggunaan media
tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang
bersagkutan
6)
Ketersediaannya.
Seringkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media yang
lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah menyediakannya.
7)
Biaya .
Guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murab atau ekonomis,
sehingga media yang paling ampuh tapi jarang digunaskan.
Berikut
ini beberapa penggunaan media berdasarkan empat aspek keterampilan
berbahasa:
1.
Aspek
Menyimak
Dalam pembelajaran menyimak, Guru
memperdengarkan sebuah wawancara, kemudian siswa diminta untuk menyimak. Guru
dapat menggunakan media kaset, radio, atau slide-suara dalam pembelajaran ini.
2.
Aspek
Berbicara
Dalam pembelajaran berbicara, Guru
menyiapkan power point yang berisi beberapa gambar yang
terdapat kata-kata ungkapan yang berhubungan dengan gambar yang ditayangkan
melalui infokus atau dibagikan kepada siswa. Kemudian siswa disuruh
bercerita dengan menggunakan kata ungkapan yang diperoleh dari gambar tersebut.
Siswa juga dapat menceritakan isi gambar tersebut di depan kelas secara
sistematis sehingga menjadi satu cerita yang utuh. Guru juga dapat menggunakan
media lainnya yang dianggap relevan.
3.
Aspek
Membaca
Dalam pembelajaran membaca, guru dapat menyiapkan wacana baik cerpen
maupun novel yang dipotong menjadi penggalan-penggalan, yang kemudian
paragrafnya diacak ditayangkan melalui infokus atau dibagikan kepada siswa. Setelah
itu siswa disuruh menyusun kembali menjadi wacana utuh yang kemudian siswa
membaca wacana tersebut sesuai dengan butir pembelajaran yang diajarkan. Guru
juga dapat menggunakan berita pada surat kabar.
4.
Aspek
Menulis
Pada aspek menulis, misalnya
menulis teks berita, guru dapat menayangkan contoh-contoh teks berita. Pada
saat latihan, guru menayangkan contoh-contoh liputan peristiwa dan
kegiatan. Siswa akan lebih tertarik melihat tayangan gambar daripada yang hanya
mengandalkan penjelasan-penjelasan guru tentang sebuah peristiwa dan kegiatan.
Dari contoh-contoh gambar yang ditayangkan siswa dapat mengembangkan teks
berita sesuai gambar. Mereka dapat menyusun teks berita dengan lebih jelas dan
rinci yang mengacu pada 5 W + 1 H. Guru juga bisa menggunakan film pada aspek ini.
III.
PENUTUP
Media/Sarana
merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Untuk itu pemanfaatan media sangatlah efektif dan relevan digunakan
di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia baik di tingkat pendidikan dasar,
menengah, maupun pendidikan tinggi. Dengan menggunakan media, peserta didik
menjadi lebih semangat untuk belajar bahasa Indonesia sehingga dapat
meningkatkan nilai peserta didik terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia
serta mencintai bahasanya.
Sehubungan dengan hal
tersebut, diberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1.
Setiap
lembaga pendidikan, baik dasar, menengah, maupun perguruan tinggi hendaknya
menyiapkan dan melengkapi sarana dan prasarana dalam pembelajaran.
2.
Setiap
guru harus meningkatkan kemampuan di bidang Teknologi informatika sehingga dapat
merancang dan menggunakan media sebagai sarana pembelajaran yang efektif.
3.
Siswa
atau peserta didik juga perlu ditingkatkan pengetahuan, wawasan, dan
keterampilannya di bidang Teknologi informatika sehingga dapat menggunakannya
sebagai media dan sumber belajar yang tidak terbatas.
4.
Guru
bahasa Indonesia harus menguasai Teknologi informatika sehingga dapat merancang
dan memanfaatkan Teknologi informatika sebagai media pembelajaran yang efektif
dan relevan dengan empat aspek keterampilan berbahasa.
KEPUSTAKAAN
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Gafur.1980. Desain
Instruksional.Solo: Tiga Serangkai.
Ibrahim
dan Syaodih. 1992. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Soeharto, Karti. 1995. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.
BIODATA
Penulis bernama
Raisya Andhira. Lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 9 Agustus 1994.
Penulis menamatkan pendidikan di tingkat Kanak-kanak pada tahun 2000 di TK
Barunawati, Teluk Bayur. Tahun 2006, penulis selesai studinya di SMPN 24
PADANG. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 4 PADANG dan
selesai pada tahun 2012. Kini penulis sedang melaksanakan studinya di
Universitas Negeri Padang pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni.
0 komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran
tapi jangan kejam kejam amat yak.huhu