Memory Model
Memory
model adalah sebagai pola atau desain pembelajaran yang menggunakan memori
untuk meningkatkan pemahaman dengan strategi membangun hubungan objek-objek
yang dipelajari serta hubungan konseptualnya. Jadi memori merupakan inti dari perkembangan
kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori.Dengan
memori individu dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Tanpa
memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena pemahaman
diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan, yang hanya
dapat terlaksana dengan adanya memori.
Tahapan–tahapan
dalam model memory Tahap pertama
Menyimak materi , menggaris bawahi , membuat list/daftar dan merefleksikannya.
Tahap Kedua Pengembangan hubungan. Membuat materi lebih akrab dan mengembangkannya dalam hubungan dengan menggunakan kata kunci, kata pengganti dan sistem jaringan
Tahap Ketiga,Memperkuat dengan gambar sensorik (panca indra), mengasosiasikan dengan hal – hal konyol bahkan berlebihan, memperbaiki gambar.Tahap Keempat
Berlatih menghafal /mengingat, berlatih menghafal materi sampai benar – benar dikuasai.
Menyimak materi , menggaris bawahi , membuat list/daftar dan merefleksikannya.
Tahap Kedua Pengembangan hubungan. Membuat materi lebih akrab dan mengembangkannya dalam hubungan dengan menggunakan kata kunci, kata pengganti dan sistem jaringan
Tahap Ketiga,Memperkuat dengan gambar sensorik (panca indra), mengasosiasikan dengan hal – hal konyol bahkan berlebihan, memperbaiki gambar.Tahap Keempat
Berlatih menghafal /mengingat, berlatih menghafal materi sampai benar – benar dikuasai.
Memory
Model dalam pembelajaran
Pemahaman siswa pada pelajaran kimia sub bahasan sistem periodik unsur yaitu siswa dapat mengenal dan menyebutkan nama–nama unsur kimia serta mengetahui letak/ posisi unsur tersebut dalam sistem periodik unsur.
Pemahaman siswa pada pelajaran kimia sub bahasan sistem periodik unsur yaitu siswa dapat mengenal dan menyebutkan nama–nama unsur kimia serta mengetahui letak/ posisi unsur tersebut dalam sistem periodik unsur.
Hal
diatas terjadi karena dari awal siswa mulai belajar kimia, guru kurang
menekankan bahwa dasar pelajaran kimia dari kelas X sampai kelas XII yang
paling sederhana tapi merupakan hal yang terpenting dalam pelajaran kimia
adalah siswa harus mengenal dan dapat menyebutkan terlebih dahulu nama-nama
setiap unsur dan mengetahui posisi/letak unsur dalam tabel periodik agar siswa
dapat memahami konsep-konsep kimia. Untuk dapat mengenal dan menyebutkan
nama-nama setiap unsur dan mengetahui posisi/letak unsur maka siswa terlebih
dahulu dapat menghapalkan nama-nama unsurnya dan posisi/letak unsur dalam tabel
periodik. Seringkali siswa merasa kesulitan dalam menghapalkan nama-nama unsur
dan posisi/letaknya dalam tabel sistem periodik karena dalam menghapalkannya
siswa seringkali melakukannya dengan cara yang salah yaitu dengan
mengucapkannya berulang-ulang kali. Menghapal dengan cara mengucapkan berulangkali
mungkin akan berhasil tetapi biasanya yang dihapal seringkali diingat pada saat
itu saja (cepat terlupakan).
Berdasarkan
permasalahan diatas menurut penulis salah satu model pembelajaran yang tepat
untuk menangani permasalahan siswa dalam hal meningkatkan memori/ hapalan agar
siswa lebih kreatif sehingga yang dihapal dapat bertahan lebih lama (tidak
cepat lupa) adalah dengan model pembelajaran memproses informasi salah satunya
dengan model pembelajaran Memorization.
Menurut Bruce Joyce et al (2009, 217) memori
dapat membangun hubungan sehingga objek-objek yang dipelajari tidak hanya
sekedar diingat dengan hapalan saja, tetapi juga dengan hubungan konseptual.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pressley et al adalah bahwa dengan
menggunakan model memorization orang dapat menguasai materi lebih cepat dan
menyimpannya lebih lama. Model memorization dapat dilakukan dengan metode
kata-penghubung (Link-Word Method), metode kata kunci (Key-Word Method) bahkan
bisa saja dengan menggunakan sebuah lagu dan lain sebagainya. Model memori ini
berguna untuk menyeimbangkan fungsi kedua otak yaitu otak kiri dan otak kanan
dalam mengolah informasi yang didapat. Otak kiri merupakan otak yang bersifat
logis, beruntun, parsial dan cenderung memproses informasi satu persatu,
sedangkan otak kanan berpikir secara acak, holistik dan kreatif dalam menerima
dan menyimpan informasi. Seringkali siswa merasa kesulitan dalam menghapal
karena biasanya dalam proses belajar siswa lebih sering menggunakan setengah
kemampuannya yaitu otak kiri saja karena biasanya saat belajar disekolah siswa
dituntut untuk berpikir urut dan logis padahal seharusnya otak kanan juga harus
digunakan karena otak kanan sangat membantu dalam proses menghapal cepat, dan
berpikir kreatif.
Dengan
menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan secara bersamaan dapat
meningkatkan efektifitas belajar. Jadi dengan menggunakan model pembelajaran
memorization segala sesuatu yang berhubungan dengan hapalan tidak akan sulit
lagi justru akan menjadi suatu hal yang sangat menyenangkan.
Dampak
instruksional dan dampak pengiring
1. Dampak
instruksional: Penguasaaan fakta dan gagasaan, Sebuah sistem mengingat dan Terintegrasi
dalam pembelajaran
2. Dampak
pengiring: sikap kreatif dan memiliki kapasitas dan memiliki daya intelektual
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran
tapi jangan kejam kejam amat yak.huhu