Hakikat Membaca Kreatif
Tarigan (dalam Pratiwi, 2007: 73) dalam pembahasan tentang maksud
kegiatan membaca, menyatakan ada dua tujuan membaca, yakni tujuan behavioral,
dan tujuanekspresif. Tujuan behavioral diarahkan
pada kegiatan membaca untuk memahami makna kata, keterampilan studi, dan
pemahaman. Tujuan ekspresif terkandung dalam kegiatan
membaca pengarahan diri, interpretative, dan membaca kreatif.
Dari uraian tersebut, membaca kreatif
merupakan kegiatan membaca yang bertujuan ekspresif. Membaca kreatif
bertujuan agar pembaca terampil berkrasi dalam hal-hal dramatisasi,
interpretasi lisan, narasi pribadi, ekspresi tulis, dan ekspresi visual.
Batasan yang dikemukakan Tarigan lebih condong ke membaca
dengan bahan bacaan karya fiksi.
Harras dan Sulistianingsih (dalam Pratiwi, 2007:
73), dengan mengutip dariDictionary of Reading, menuliskan bahwa membaca
kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari
pengetahuan yang baru, yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi
ide-ide yang menonjol atau mengombinasikan pengetahuan sebelumnya yang pernah
didapatkan pembaca. Dengan membaca kreatif, pembaca dituntut mencermati
ide-ide lalu membanding-bandingkannya dengan ide sejenis yang terdapat dalam
bahan bacaan lain.
Batasan lain tentang membaca kreatif
dikemukakan oleh Moorman dan Ram(dalam Pratiwi,
2007: 74). Menurut mereka, membaca kreatif adalah tugas membaca yang
diterapkan pada teks-teks yang mengandung konsep-konsep baru bagi
pembaca, jika dikaitkan dengan kemampuan pembaca kreatif menurut Nurhadi (dalam
Pratiwi, 2007: 73) batasan ini, antara lain berkenaan dengan kemampuan pembaca
membaca buku baru, kemudian mampu menilis resensi atas buku tersebut.
Dalam membaca
kreatif, pembaca dituntut mencermati ide-ide yang dikemukakan
penulis, kemudian membandingkannya. Proses lebih penting
dari kegiatan membaca kreatif itu tidak sekedar menangkap makna dan
maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan ide-ide atau informasi yang
tertuang dalam bacaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kualitas hidupnya.
Pembaca juga diharapkan dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi
peningkatan kualitas hidupnya berdasarkan informasi dari bacaannya. Dengan
menerapkan informasi yang diharapkan, kualitas hidup pembaca akan lebih terarah
dan meningkat.
Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca
pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir
kritis dan harus menggunakanimajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembaca
memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan,
pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa
menghasilkan gagasan-gagasan baru. Proses membaca kreatif ini menurut
Syafi’ie (diakses 16 mei 2012) dimulai dari memahami bacaan secara literal
kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap
apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran
pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola
pikiran baru.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa membaca kreatif adalah suatu kegiatan di mana terjadi sebuah
proses untuk mendapatkan nilai tambah dari pengertahuan baru yang terdapat
dalam bacaan. Caranya, dengan mengidentifikasikan ide-ide yang menonjol atau
mengombinasikan dengan pengetahuan yang pernah diperoleh sebelumnya.
2.4 Karakteristik Membaca Kreatif
Karakteristik membaca kreatif yang dikemukakan oleh Nurhadi (dalam
Pratiwi, 2007: 74) adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan membaca kreatif tidak berhenti sampai pada saat pembaca
menutup buku.
2. Mampu menerapkan hasilnya untuk kepentingan hidup sehari-hari.
3. Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca.
4. Hasil membacanya berlaku sepanjang masa.
5. Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan.
6. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil
bacanya.
7. Mampu memilih atau menentukan bahan bacaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan atau minatnya.
8. Tampak kemajuan dalam cara berpikir atau cara pandang terhadap
suatu masalah.
Terbentuk kematangan dalam cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
Terbentuk kematangan dalam cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
9. Tampak wawasan semakin jauh ke depan dan mampu membuat analisis
sederhana terhadap suatu persoalan.
10. Ada peningkatan dalam prestasi atau profesionalisme kerja.
11. Semakin berpikir praktis dan pragmatis dalam segala persoalan.
12. Semakin kaya ide baik dalam meningkatan mutu maupun membuat terobosan
baru dalam memecahkan persoalan.
13. Semakin kuat dorongan untuk membaca dan mencari terus
sumber-sumber baru.
14. Semakin enak diajak bertukar pikiran atau pengalaman karena ia
semakin kaya wawasan.
Selanjutnya, Nurhadi (dalam Pratiwi, 2007: 75) menuliskan bahwa
kemampuan membaca kreatif meliputi:
1. Kemampuan membuat ringkasan;
2. Kemampuan membuat kerangka bacaan;
3. Kemampuan menyusun resensi;
4. Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks kehidupan
sehari-hari;
5. Kemampuan membuat easi balikan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan
bahwa pembaca kreatif mampumenarik simpulan dari fakta yang
dibacanya. Hal ini terwujud dalam kemampuan membuat ringkasan dan membuat
kerangka bacaan. Selain itu, pembaca kreatif juga mampu melanjutkan
pemikiran penulis dalam bentuk menyusun resensi, menerapkan hasil bacanya dalam
kehidupan sehari-hari, dan mampu menulis esai balikan atas bacaan yang telah
dibacanya.
2.5 Penerapan Metode Membaca Kreatif
Penerapan metode membaca kreatif meliputi
menarik simpulan dari fakta yang dibaca, dan melanjutkan pemikiran penulis.
a. Menarik Simpulan dari
Fakta yang Dibaca
Dalam dictionary of reading,
dikatakan bahwa membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan
nilai tambah dari pengetahuan yang baru, yang terdapat dalam bacaan dengan cara
mengidentifikasi ide-ide yang menonjol. Frasa “dengan cara
mengidentifikasi ide-ide yang menonjol” bermakna bahwa pembaca kreatif harus
mampu menemukan ide-ide penting dalam bacaan, yang berupa fakta. Setelah
menemukan fakta-fakta tersebut, tindak lanjut pengungkapannya adalah mampu
membuat ringkasan atau membuat kerangka bacaan.
b. Melanjutkan Pemikiran
Penulis
Selain kemampuan membuat ringkasan dan membuat
kerangka bacaan, dalam melanjutkan pemikiran penulis, ada tiga kemampuan yang
perlu diterapkan seorang pembaca kreatif, yaitu kemampuan menyusun resensi,
kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks kehidupan seharu-hari, dan
kemampuan menyusun esai balikan.
Menulis resensi adalah wujud atau bukti bahwa kegiatan membaca kreatif tidak
berhenti sampai pada saat pembaca menutup buku. Adapun kemampuan
menerapkan hasil bacaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan bahwa
pembaca kreatif mampu menerapkan hasil bacaannya untuk kepentingan
sehari-hari. Dan kemampuan menyusun esai balikan sebagai perwujudan bahwa
pembaca kreatif mampu menulis esai balikan, terhadap esai yang telah
dibacanya. Ketiga kemampuan tersebut merupakan bentuk kegiatan seorang
pembaca kreatif untuk menindaklanjuti pemikiran penulis (Pratiwi, 2007:72).
MEMBACA KREATIF
Pengertian Membaca Kreatif.
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak
hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu
secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
Dalam membaca kreatif, pembaca dituntut mencermati ide-ide
yang dikemukakan penulis, kemu-dian membanding-bandingkannya.
Proses lebih penting dari kegiatan membaca kreatif itu tidak
sekadar menangkap makna dan maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan ide-ide
atau informasi yang tertuang dalam bacaan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya kualitas hidupnya. Pembaca juga diharapkan dapat melakukan aktivitas
yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidupnya berdasarkan informasi dari
bacaannya. Dengan menerapkan informasi diharapkan, kualitas hidup pembaca akan
lebih terarah dan meningkat. Kalau ternyata begitu selesai membaca tidak ada
tindak lanjutnya, berarti ia bukan pembaca kreatif.
Dalam diri seorang pembaca kreatif secara otomatis akan
tampak sejumlah kemajuan, baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Dengan kata lain, tingkatan membaca kreatif lebih tinggi daripada membaca
literal atau kritis.
Manfaat Membaca Kreatif.
Membaca kreatif akan memberikan banyak manfaat dalam
berbagai bidang. Misalnya, wacana tentang siraman rohani, pemikiran para
budayawan, informasi cara merawat kesehatan tubuh, informasi soal cara membuat
makanan atau barang.
Ada juga yang memberikan informasi soal cara
memanfaatkan lahan milik kita, misalnya membudidayakan tanaman hias, tanaman
obat, dan lain-lain. Apabila Anda tertarik untuk memelihara ternak atau
tanaman, dari buku pun Anda dapat belajar cara merawatnya, memilih pupuk atau
pakan yang diperlukan, dan sebagainya. Pilihan lain untuk menambah pengetahuan
antara lain, cara membuat bangunan dan menata ruangan secara artistik, termasuk
cara merenovasi suatu bangunan agar terkesan lebih nyaman dan indah.
Tujuan Membaca Kreatif.
Memahami informasi yang
didapat dengan lebih mendalam.
Mengetahui sesuatu dengan
lebih mendalam.
Contoh Membaca Kreatif.
Seorang mahasiswa/pembaca saat membca sebuah buku tidak akan
berhenti disitu saja, tetapi ia selalu mencatat sesuatu yang dianggap penting,
menandai sesuatu yang dianggap sulit/asing, dan selalu mengaplikasikannya
dengan kehidupannya serta meningkatkan bacaannya.
0 komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran
tapi jangan kejam kejam amat yak.huhu