Sabtu, 27 Oktober 2012

membaca sastra


BAB II
PEMBAHASAN
1.    Membaca Sastra
Menurut Tarigan suatu karya sastra dapat dikatakan indah apabila baik dari segi bentuknya maupun dari segi isinya terdapat keserasian,keharmonisan yang satu dengan yang lainnya. Apabila seseorang dapat mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka seakin mudah dia memahami isinya serta menikmati keindahannya.
A.   Norma-norma Karya Sastra
Agar suatu karya itu dapat dikatakan indah maka haruslah mematuhi norma-norma yang ada antara lain:
1). Norma-norma kritis
Norma ini merupakan norma yang digunakan untuk membuktikan bahwa karya sastra itu mempunyai norma atau standar-standar tertentu yang dapat digunakan untuk menyaksikan bahwa ide-ide yang digunakan dalam karya sastra itu bukanlah ide yang merugikan.
2). Norma-norma estetis
      Apresiasi terhadap suatu karya sastra bukan saja sikap intelek manusia saja tetapi juga spirit serta emosi diri sendiri atau norma-norma tersebut dapat membantu kita dalam menentukan kualitas-kualitas yang membuatnya menjadi suatu karya sastra yang bermanfaat serta dapat menarik perhatian.
      Suatu karya sastra dikatakan dapat memenuhi tuntutan estetis kalau karya sastra itu:
a). Karya itu dapat menghidupkan ilmu pengetahuan kita.
b). Karya itu dapat membuat kita dapat hidup lebih lama dan kaya akan pengetahuan.
c). Karya itu membaca kita untuk lebih akrab dengan kebudayaan.


3). Norma-norma sastra
      Karya-karya kreatif agung dunia mengandung kualitas tertentu. Suatu karya kreatif dapat dianggap dan diakui sebagai suatu karya seni kalau:
a). Karya itu membuat kita merealisasi beberapa kebenaran mengenai dunia sekitar kita.
b). Karya itu bebas dan tidak terikat pada waktu dan tempat.
c). Karya itu memberikan sumbangan pada kenikmatan kita.
d). Karya itu merupakan suatu yang indah.
4). Norma-norma moral
      Suatu karya menampilkan tokoh yang bermoral sangat menusuk hati dan menyerang kesopanan manusia yang normal, maka karya itu tidak berhak masuk pada pandangan dan fisik kita.

B.   Bahasa Indah dan Bahasa Sastra
Perbedaan antara bahasa ilmiah dengan bahasa sastra adalah:
Bahasa ilmiah            : Bahasa yang pada umunya bersifat denotatif, biasanya digunakan untuk laporan-laporan penelitian, dalam bidang kimia  dan fisika , karena itu merupakan fakta, bukan perasaan.
Bahasa sastra            : Bahasa yang pada umumnya bersifat konotatif , biasanya terdapat pada cerpen, puisi dan pidato karena tulisan-tulisan seperti itu biasanya mengharapkan hal-hal yang berhubungan dengan emosi.

C.   Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat dalam suatu karya sastra mencakup tiga hal yaitu:
1). Gaya bahasa yang sama-sama membuat komperasi atau pertandingan tetapi dengan cara berbeda.
      a). Jenis gaya bahasa yang pertandingannya paling singkat ,padat dan tersusun rapi.
      Contoh:
                        Jinak-jinak merpati
                        Memburu untung
                        Ditimpa celaka

            Gaya bahasa kesamaan adalah suatu komperasi antara dua hal yang pada dasarnya tidak sama, mungkin saja secara menyolok sama dalam beberapa hal, yang menjelaskan maksud utama penulis.
      Contoh:
      Pendiam
      Mereka terlihat bak batu negeri yang tandus
      Pendek
      Para gembala sadeni adalah orang-orang yang asli
2). Hubungan
            Sinekdone dan metonomia merupakan gaya bahasa yang saling berhubungan. Sinekdone memberi nama pada suatu bagian apabila yang dimaksud adalah keseluruhan. Metonomia adalah keseluruhan pengganti sebagian.
      Contoh:
                        Berjuta-juta
                        Tangan-tangan
                        ABRI
3). Pernyataan
      Pernyataan mencakup tiga bagian:
a). Pernyataan yang berlebihan (hiperbola)
                  Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebihan dengan maksud memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruh.
b). Di kecilkan (litotes)
                  Gaya bahasa yang mengandung pertanyaan yang dikecilkan, dikarangkan dari pernyataan sebenarnya.
      Contoh:
      H.B. jasin bukan kritikus jalanan
      Mohamed Ali bukanlah petinju yang jelek
c). Ironi
                  gaya Bahasa yang mengaplikasikan sesuatu yang berbeda bahkan ada yang bertentangan dari hal yang sebenarnya.

2.    Standar kesastraan
Standar kesastraan menurut Tarigan
      Pemilihan kata dalam suatu karya memang merupakan hal yang sangat penting. Pilihan kata yang tepat, dapat mendorong pembaca untuk berfikir kontruktif, sebagai seniman yang kreatif maka pengarang sangat sensitive terhadap kekuatan dan keindahan kata-kata. Kesastraan dapat diklarifikasikan dalam berbagai cara yaitu:
a.    Puisi atau prosa
b.    Fakta atau fiksi
c.    Klasik modern
d.    Subjek dan objektif
e.    Eksposisi dan normative
Adapun kemungkinan seseorang kritikus sastra menyanjung dan menghidupkan suatu buku. Kalau sebuah buku dapat diresensi jelek dari kritikus maka harapanpun akan pudar. Tetapi kalau pendapat resensi yang baik dari kritikus,maka hakikinya pun akan melonjak tinggi pula.

3.    Resensi Buku
Resensi kritis menurut Tarigan
      Agar dapat informasi mengenai apa yang difikirkan serta apa yang dituliskan oleh pengarang dalam kehidupan, maka seseorang dapat membaca melalui resensi kritis mengenai fiksi maupun nonfiksi. Membaca resensi kritis akan dapat membantu kita untuk mempelajari secara cepat standar-standar sastra yang bermutu tinggi.
     

Kegunaan resensi kritis.
a.    Mengetengahkan komentar-komentar mengenai kesegaran eksposis atau cerita, memberikan pertimbangan serta penilaian betapa baiknya tugas itu dilaksanakan, dipandang dari segi maksud dan tujuan sang pengarang.
b.    Mengutamakan komentar-komentar mengenai gaya, bentuk serta nilai dan manfaat kesastraan umum.
c.    Memberikan suatu rangkuman pandangan, pendirian, atau point of
d.    Mengemukakan fakta-fakta untuk menunjang pertimbangan da penilaiannya serta analisis isi dengan jalan mengutip atau menunjukan secara langsung pada halaman-halaman tertentu dalam buku atau artikel-artikel.

4.    Fiksi dan Nonfiksi
A.   Fiksi
Menurut Tarigan
            Pengertian fiksi adalah suatu istilah yang digunakan untuk memberikan uraian yang bersifat historis dari uraian yang bersifat historis. Dengan penunjuk khusus dan penekanan pada segi sastra.
            Tujuan dari penulisan fiksi adalah untuk membuat para pembaca kritis dan cermat serta teliti terhadap bagian-bagian pengalaman manusia yang terpilih dan terkontrol, sehingga dia dapat menemukan ide dan perasaan yang dimiliki oleh sang pengenal kehidupan pada umumnya, menentukan serta faham yang dapat disebut sebagai “visi” sang penulis.
            Dalam cerita fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis:
a.    Permulaan dan eksposisis
b.    Pemberian dan latar
c.    Suasana
Dari segi cara pembuatan fiksi, hal yang perlu diperhatikan adalah:
a.    Kemampuan penelitian menyaring
b.    Focus pusat
c.    Sudut pandang
d.    Gaya
e.    Eksposisi, awal, penjelasan
f.     Gerakan
g.    Konflik dan pertentangan
Jenis-jenis fiksi, cara mengklarifikasikannya adalah:
a.    Berdasarkan bentuk
Fiksi dapat dibagi kepada empat golongan:
·         Roman
·         Cerita pendek
·         Novel
·         Cerita yang lebih pendek lagi
b.    Berdasarkan isi
Fiksi dapat dibagi atas delapan jenis:
·         Imperasional
·         Romantic
·         Sosialisasi
·         Naturalis
·         Ekspresional
·         Simbolisme
·         Realism

B.   Nonfiksi
Nonfiksi adalah cerita atau kisah dimana kemungkinan mengandung bagian-bagian yang justru berlebih-lebihan, karena pandangan yang berat sebelah.

5.    Membaca Novel
Menurut Harjasujana
      Yang dimaksud dengan membaca novel adalah suatu kisah yang terjadi pada tempat tertentu, dimana pada tokoh di dalam sebuah novel sesuai dengan pola lingkungan yang telah ditentukan.

Tujuan membaca novel:
a.    Untuk melukiskan tempat orang yang berperan.
b.    Untuk menunjukan kepada anda keadaan para pelaku sebagaimana tempat dalam suasana perorangan dan suasana yang saling berhubungan.
Langkah-langkah membaca novel:
a.    Mengamati pelaku
Dalam novel selalu ada pelaku, setiap pelaku merupakan individu yang mempunyai kepribadian yang khusus. Jika kita mengamati dengan seksama, maka dapat memahami tujuan yang disampaikan oleh si pengarang.
b.    Menyadap
Menyadap dalam pengertian membaca novel adalah menampung atau mendengarkan pembicaraan secara diam-diam setiap pembaca mesti melakukan penyadapan terhadap novel yang dibacanya.
c.    Memperhatikan adegan cerita
Tidak semua atau tidak seorangpun dapat mengingat semua yang disajikan dalam sebuah novel. Karena kesan umum biasanya lebih menarik daripada efek yang diberikan oleh detail yang sangat terperinci. Namun tidak berate perincian sebuah novel tidak penting.
d.    Menyadari interprestasi simbolik
Diantara novel yang tergolong baik ada yang memerlukan interpemetaforis agar pembaca memahami dengan baik. Tidak sedikit novel yang memerlukan pengetahuan tentang berbagai hasil penelitian yang dapat memberikan petunjuk untuk memahami maknanya.
e.    Membaca ulang novel
Sehabis membaca novel masih ada yang perlu dilakukan yakni membaca ulang sebuah novel yang berjam-jam lamanya. Dengan membaca kembali novel itu pembaca mendapat kesempatan melihat buku itu lewat sorotan yang mungkin sangat berbeda.

Jumat, 19 Oktober 2012

perihal paragraf


Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.

Fungsi paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

6. Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.
[sunting]Jenis-jenis Paragraf
[sunting]Paragraf Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
§  Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
§  Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
[sunting]Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
1.     Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
2.     Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3.     Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
4.     Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
1.     Pola Spasial
2.     Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.     Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2.     Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
[sunting]Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1.     Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
2.     Gaya penulisannya bersifat imformatif.
3.     Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
4.     Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
§ Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
§ Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
§ Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.
§ Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
§ Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
§ Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
§Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
§  Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …
[sunting]Paragraf Argumentasi
Paragraf Agumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
1. Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
2. Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
4. Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
1.       Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi:Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
2.       Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
3.       Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
[sunting]Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pemb“Penggunaan pestisida dan pupuk kimia aca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1.   Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2.   Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3.   Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
4.   Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5.   Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.

CIRI-CIRI PARAGRAF

Tarigan (1986:11) mengemukakan ciri-ciri paragraf sebagai berikut.
(1) Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok keseluruhan karangan.
(2) Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.
(3) Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
(1) Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis.
TEKNIK MENULIS PARAGRAF
1.    Ada harus tentukan main idea (gagasan utama). Gagasan utama biasanya ada di kalimat pertama. Contoh: Ada beberapa alasan kenapa saya suka makan pisang (ini adalah gagasan utama, alasan kenapa saya suka pisang).
2. Yang kedua adalah mengumpulkan supporting detail (kalimat pendukung). Anda harus mencari alasan-alasan yang mendukung main ideai Anda. Dalam tahap ini Anda tidak menulis kalimat atau paragraf secara komplit. Yang Anda lakukan hanya membuat kisi-kisi untuk menulis paragraf. Contoh: pisang itu bergizi, pisang itu mengandung karbohidrat, pisang itu enak, dan pisang itu murah (hanya sebatas ide-ide).
3. Tahap terakhir adalah merangkai kata. Anda sudah punya supporting details seperti contoh nomor 2. Sekarang adalah saat untuk merangkainya. Contoh:

“Ada beberapa alasan kenapa saya suka makan pisang. Yang pertama, pisang itu bergizi tinggi dan baik untuk kesehatan juga pencernaan saya. Selain itu pisang juga mengandung karbohidrat, saya tidak perlu repot-repot mencari nasi hanya untuk mengisi perut saya yang kosong. Saya juga suka pisang karena rasanya enak, jadi makanan yang satu ini memang selalu menjadi favorit saya. Yang paling akhir dan yang paling penting adalah harganya yang murah, sebagai mahasiswa yang tidak berdompet tebal, pisang bisa sangat membantu disaat-saat mendesak.”